Cerita Seks Bersama Saudara Tiri Yang Seksi

Image result for cewek SMa 


 

Sebelum kumulai Cerita Seks Bersama Saudara Tiri Yang Seksi ini, perkenalkan namaku Anton saat cerita seks ini terjadi aku sedang duduk di bangku kelas 3 SMA, saat itu aku baru tinggal bersama ayah tiriku selama dua bulan. Ibuku menikah lagi dengan orang ini karena tidak tahan hidup menjanda terlalu lama. Kebetulan ayah tiriku sudah mempunyai 2 orang putri yang menarik dan seksi, yang satu sekolahnya sama denganku, namanya Lisa dan yang satunya lagi sudah kuliah bernama Rani.
Mereka berdua memiliki bentuk tubuh yang menarik dan sangat mempesona. Dari hari pertama tinggal di rumah itu, aku selalu berangan-angan dapat memiliki mereka. Siang ini kebetulan tidak ada orang di rumah selain aku dengan Lisa, ini juga aku sedang kelelahan karena baru pulang sekolah.
“Lus..entar kalau ada perlu sama aku, aku ada di kamar ya..” teriakku dari kamar.
Aku mulai menyalakan komputerku dan karena aku sedang suntuk, aku mulai surfing ke situs-situs porno favoritku, tidak lama kemudian Lisa masuk ke kamar sambil membawa buku, kelihatannya dia mau bertanya soal pelajaran.
“Anton, kemaren kamu udah nyatet Biologi belom, aku pinjem dong…” katanya dengan suara manja.
Tanpa memperdulikan komputerku yang sedang memutar film porno aku mengambilkan dia buku di rak bukuku yang jaraknya lumayan jauh dari komputer.
“Lus.. nih bukunya, kemaren aku udah nyatet,” kataku.
Lisa tidak memperhatikanku tapi malah memperhatikan film porno yang sedang di komputerku.
“Lus.. kamu bengong aja…” kataku pura-pura tidak tahu.
“Eh.. iya, Anton kamu nyetel apa tuh.. aku bilangin bonyok loh..” kata Lisa.
“Eeh.. kamu barusan kan juga liat, aku tau kamu suka juga kan..” balasku.
“Mending kita nonton sama-sama, tenang aja aku tutup mulut kok..” ajakku berusaha mencari peluang.
“Bener nih, kamu ga bilang?” katanya ragu.
“Iyaaa…” kataku sambil mengambilkan dia kursi.
Lisa mulai serius menonton tiap adegan, sedangkan aku serius untuk terus menatap tubuhnya.
“Lus, sebelum ini kamu pernah nonton bokep ga?” tanyaku.
“Pernah, tuh aku punya di HP…” jawabnya.
Ternyata diam-diam saudara tiriku ini nakal juga.
“Kalau ML?” tanyaku lagi.
“Belom,” katanya,
“Tapi.. kalo sendiri sih sering.”
Wah makin berani saja aku, yang ada dalam pikiranku sekarang cuma ML sama dia.
Melihat dadanya yang naik turun karena terangsang, aku jadi semakin terangsang, dan batang kemaluanku pun makin tambah tegang.
“Lus, kamu terangsang yah, sampe nafsu gitu nontonnya,” tanyaku memancing.
“Iya nih, Ton. bentar ya aku ke kamar mandi dulu,” katanya.
“Eh.. ngapain ke kamar mandi, nih liat…” kataku menunjuk ke arah celanaku.
“Kasihanilah si Antoni kecil,” kataku.
“Pikiran kamu jangan yang tidak-tidak deh,” katanya sambil meninggalkan kamarku.
“Tenang aja, rumah kan lagi sepi, aku tutup mulut deh,” kataku memancing.
Dan ternyata tidak digubris, bahkan terus berjalan ke kamar mandi sambil tangan kanannya meremas-remas buah dadanya dan tangan kirinya menggosok-gosok kemaluannya, dan hal inilah yang membuatku tidak menyerah. Kukejar terus dia, dan sesaat sebelum masuk kamar mandi, kutarik tangannya, kupegang kepalanya lalu kemudian langsung kucium bibirnya. Sesaat ia menolak tapi kemudian ia pasrah, bahkan menikmati setiap permainan lidahku.
“Kau akan kuberikan pengalaman yang paling memuaskan,” kataku, kemudian kembali melanjutkan menciumnya. Tangannya membuka baju sekolah yang masih kami kenakan dan juga ia membuka BH-nya dan meletakkan tanganku di atas dadanya, kekenyalan dadanya sangat berbeda dengan gadis lain yang pernah kusentuh.
Perlahan ia membuka roknya, celanaku dan celana dalamnya.
“Kita ke kamarku yuk..” ajaknya setelah kami berdua sama-sama bugil.
“Terserah kamu..” kataku,
“Yang penting kau akan kupuaskan.” Tak kusangka ia berani menarik penisku sambil berciuman, dan perlahan-lahan kami berjalan menuju kamarnya.
“Anton, kamu tiduran dech, kita pake ’69′ mau tidak?” katanya sambil mendorongku ke kasurnya. Ia mulai menindihku, didekatkan vaginanya ke wajahku sementara penisku dikulum olehnya, aku mulai menciumi vaginanya yang sudah basah itu, dan aroma kewanitaannya membuatku semakin bersemangat untuk langsung memainkan klitorisnya.
Tak lama setelah kumasukkan lidahku, kutemukan klitorisnya lalu aku menghisap, menjilat dan kadang kumainkan dengan lidahku, sementara tanganku bermain di dadanya. Tak lama kemudian ia melepaskan kulumannya.
“Jangan berhenti, Ton.. Aaahhh… percepat, Ton, aku mau keluar nih… Aah..aah..aahh..Anton..Aku kee.luu..aarr…” katanya berbarengan dengan menyemprotnya cairan kental dari vaginanya, kemudian dia lemas dan tiduran di sebelahku.
“Lus, sekali lagi yah, aku belum keluar nih..” pintaku.
“Bentar ya, Ton. Aku Capek…” jelasnya.
Tanpa memperdulikan ucapannya, aku mulai mendekati vaginanya.
“Lus, aku masukkin sekarang yah..” kataku sambil memasukkan penisku perlahan-lahan.
Kelihatannya Lisa sedang tidak sadarkan diri, dia hanya terpejam coba untuk beristirahat. Vagina Lisa masih sempit sekali, penisku dibuat cuma diam mematung di pintunya. Perlahan kubuka dengan tangan dan terus kucoba untuk memasukkannya, dan akhirnya berhasil penisku masuk setengahnya.
“Jangan Anton.. nanti aku hamil..” katanya tanpa berontak.
“Kamu udah ‘dapet’ belom?” tanyaku.
“Udah, baru kemaren, emang kenapa?” katanya.
Sambil aku masukkan penisku yang setengah, aku jawab pertanyaannya,
“Kalau gitu kamu kagak bakal hamil.”
“Aahhh.. aaahhh… aahhh… sakit Anton… a.. aah.. ahh… pelan-pelan.. aa.. aah.. aahh..” katanya berteriak nikmat.
“Tenang aja cuma sebentar kok, Lus.. mending doggy style deh..” kataku tanpa melepaskan penis dan berusaha memutar tubuhnya.
Ia menuruti kata-kataku, lalu mulai kukeluar-masukkan penisku dalam vaginanya dan kurasa ia pun mulai terangsang kembali, karena sekarang ia merespon gerakan keluar-masukku dengan menaik-turunkan pinggulnya.
“Ah.. a.. aa ah..” teriaknya.
“Sakit Anton.. a.. aa.. ah..”
“Tahan aja, nanti juga ilang..” kataku sambil terus bergoyang dan meremas-remas buah dadanya.
“Anton,. aaah pengen.. aaaah.. keluar lagi Anton..” katanya.
“Tunggu sebentar yah, aku juga uda mau keluar nih..” balasku.
“Cepetan Anton, enggak tahan nich,” katanya semakin menegang.
“A.. ah.. aahh…. yah kan keluar.”
“Aku juga Say..” kataku semakin kencang menggenjot dan akhirnya spermaku menembak di dalam vaginanya.
Kucabut penisku dan aku melihat sprei, apakah ada darahnya atau tidak? tapi tenyata tidak.
“Lus kamu enggak perawan yah..” tanyaku.
“Iya Anton, dulu waktu lagi masturbasi kedaleman jadinya sobek deh..” jelasnya.
“Anton ingat loh, jangan bilang siapa-siapa, ini rahasia kita aja.”
”Oh tenang aja aku bisa dipercaya kok, asal lain kali kamu mau lagi.”
“Siapa sih yang bisa nolak ‘Antoni Junior’,” katanya mesra.
Setelah saat itu setidaknya seminggu sekali aku selalu melakukan ML dengan Lisa, terkadang aku yang memang sedang ingin atau terkadang juga Lisa yang sering ketagihan, yang asyik sampai saat ini kami selalu bermain di rumah tanpa ada seorang pun yang tahu, kadang tengah malam aku ke kamar Lisa atau sebaliknya, kadang juga saat siang pulang sekolah kalau tidak ada orang di rumah kami melakukan adegan Cerita Seks Bersama Saudara Tiri Yang Seksi ini.
Kali ini kelihatannya Lisa sedang horny, sejak di sekolah ia terus menggodaku, bahkan ia sempat membisikkan kemauannya untuk ML siang ini di rumah, tapi malangnya siang ini ayah dan ibu sedang ada di rumah sehingga kami tak jadi melakukan ini. Aku menjanjikannya malam ini akan main ke kamarnya, dan ia mengiyakan saja, katanya asal bisa ML denganku hari ini ia menurut saja kemauanku.
Ternyata sampai malan ayahku belum tidur juga, kelihatannya sedang asyik menonton pertandingan bola di TV, dan aku pun tidur-tiduran sambil menunggu ayahku tertidur, tapi malangnya malah aku yang tertidur duluan. Dalam mimpiku, aku sedang dikelitiki sesuatu dan berusaha aku tahan, tapi kemudian sesuatu menindihku hingga aku sesak napas dan kemudian terbangun.
“Lisa! apa Ayah sudah tidur?” tanyaku melihat ternyata Lisa yang menindihku dengan keadaan telanjang.
“Kamu mulai nakal Anton, dari tadi aku tunggu kamu, kamu tidak datang-datang juga. kamu tau, sekarang sudah jam dua, dan ayah sudah tidur dari jam satu tadi,” katanya mesra sambil memegang penisku karena ternyata celana pendekku dan CD-ku telah dibukanya.
“Yang nakal tuh kamu, Bukannya permisi atau bangunin aku kek,” kataku.
“kamu tidak sadar yah, kamu kan udah bangun, tuh liat udah siap kok,” katanya sambil memperlihatkan penisku.
“Aku emut yach.”
Kulumannya kali ini terasa berbeda, terasa begitu menghisap dan kelaparan.
“Lus jangan cepet-cepet dong, kasian ‘Antoni Junior’…”
“Aku udah kepengen banget Anton…” katanya lagi.
“Mending seperti biasa, kita pake posisi ’69′ dan kita sama-sama enak,” kataku sembil berputar tanpa melepaskan kulumannya kemudian sambil terus kulum.

Cerita Seks Bersama Saudara Tiri Yang Seksi
Aku mulai menjilati vaginanya yang telah basah sambil tanganku meremas payudaranya yang semakin keras, terus kuhisap vaginanya dan mulai kumasukkan lidahku untuk mencari-cari klitorisnya.
“Aah.. ahh..” desahnya ketika kutemukan klitorisnya.
“Anton, kamu pinter banget nemuin klitorisku..aahhh.. aahh…”
“kamu juga makin pinter emut ‘Antoni’ kecil,” kataku lagi.
“Anton, kali ini kita tidak usah banyak-banyak yah, aa.. ahh..” katanya sambil mendesah.
“Cukup sekali aja nembaknya, taapi.. sa.. ma.. ss.. sa.. ma.. maa a.. ah..” katanya sambil menikmati jilatanku.
“Tapi Anton aku.. ma.. u.. keluar nih…Aaah.. a.. aahh..” katanya sambil menegang kemudian mengeluarkan cairan dari vaginanya.
“Kayaknya kamu harus dua kali deh…” kataku sambil merubah posisi.
“Ya udah, tapi sekarang kamu masukin yah,” katanya lagi.
“Siap-siap yah..” Kataku sambil mengarahkan penis ke vaginanya.
“Aaah.. a.. ahh..” desahnya saat kumasukkan penisku.
“Pelan-pelan dong…” protesnya
“Inikan udah pelan Lus…” kataku sambil mulai bergoyang.
“Lus, kamu udah terangsang lagi belum?” tanyaku.
“Sedikit lagi Anton,” katanya mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangiku, dan kemudian dia menarik kepalaku dan memitaku untuk sambil menciumnya.
“Sambil bercumbu dong Anton!”
Tanpa disuruh dua kali aku langsung mncumbunya, dan aku betul-betul menikmati permainan lidahnya yang semakin mahir.
“Lus kamu udah punya pacar belom?” tanyaku.
”Aku baru putus,” katanya sambil mendesah.
“Anton pacar aku itu enggak tau loh soal beginian, cuma kamu loh yang beginian sama aku.”
“Ah yang bener?” tanyaku lagi sambil mempercepat goyangan.
“Aaah.. be.. ner.. kok Anton, a.. aa.. aaah.. aahh,” katanya terputus-putus.
“Tahan aja, atau kamu mau udahan?” kataku menggoda.
“Jangan udahan dong, aku baru kamu bikin terangsang lagi, kan kagak enak kalau udahan, ahh.. aa.. ahh.. aku percepat yah Anton,” katanya.
Kemudian mempercepat gerakan pinggulnya.
“Kamu udah ngerti gimana enaknya, bentar lagi kayaknya aku bakal keluar deh,” kataku menyadari bahwa spermaku sudah mengumpul di ujung.
“Aaahh.. aaaah.. bentar lagi nih…”
“Tahan Anton…” katanya sambil mengeluarkan penisku dari vaginanya dan kemudian menggulumnya sambil tangannya memainkan klitorisnya.
“Aku juga Anton, bantu aku cari klitorisku dong….” katanya menarik tanganku ke vaginanya.
Sambil penisku terus dihisapnya kumainkan klitorisnya dengan tanganku dan..
“Aaahh.. a.. aaahh.. aaahh.. ahh..” desahku sambil menembakkan spermaku dalam mulutnya.
“Aku juga Anton..” katanya sambil menjepit tanganku dalam vaginanya.
“Aaah..aaah.. aa.. aaah..” desahnya.
“Aku tidur di sini yah, nanti bangunin aku jam lima sebelum ayah bagun,” katanya sambil menutup mata dan kemudian tertidur di sampingku.
Tepat jam lima pagi aku bangun dan membangunkanya, kemudian ia bergegas ke kamar madi dan mempersiapkan diri untuk sekolah, begitu juga dengan aku. Yang aneh siang ini tidak seperti biasanya Lisa tidak pulang bersamaku karena ia ada les privat, sedangkan di rumah cuma ada Mbak Rani, dan anehnya siang-siang begini Mbak Rani di rumah memakai kaos ketat dan rok mini seperti sedang menunggu sesuatu.
“Siang Anton, baru pulang? Lisa mana?” tanyanya.
“Lisa lagi les, katanya bakal pulang sore,” kataku,
“Loh Mbak sendiri kapan pulang? katanya dari Solo yah?”
“Aku pulang tadi malem jam tigaan,” katanya.
“Anton, tadi malam kamu teriak sendirian di kamar ada apa?”
Wah gawat sepertinya Mbak Rani dengar desahannya Lisa tadi malam.
“Aah tidak kok, cuma ngigau,” kataku sambil berlalu ke kamar.
“Anton..” panggilnya,
“Temenin Mbak nonton DVD dong, Mbak males nih nonton sendirian,” katanya dari kamar.
“Bentaar..” sahutku sambil berjalan menuju kamarnya,
“Ada film apa Mbak?” tanyaku sesampai di kamarnya.
“Liat aja, nanti juga tau,” katanya lagi.
“Mbak lagi nungguin orang yah?” tanyaku.
“Mbak, lagi nungguin kamu kok,” katanya datar.
“Tuh liat filmnya udah mulai.”
“Loh inikan..?” kataku melihat film poro yang diputarnya dan tanpa meneruskan kata-kataku karena melihat ia mendekatiku. Kemudian ia mulai mencium bibirku.
“Mbak tau kok yang semalam,” katanya.
“Kamu mau enggak ngelayanin aku, aku lebih pengalaman deh dari Lisa.”
Wah pucuk di cinta ulam tiba, yang satu pergi datang yang lain.
“Mbak, aku kan adik yang berbakti, masak nolak sih,” godaku sambil tangan kananku mulai masuk ke dalam rok mininya menggosok-gosok vaginanya, sedangkan tangan kiriku masuk ke kausnya dan meraba-raba payudaranya yang besar.
“Kamu pinter deh, tapi sayang kamu nakal, pinter cari kesempatan,” katanya menghentikan ciumannya dan melepaskan tanganku dari dada dan vaginanya.
“Mbak mau ngapain, kan lagi asyik?” tanyaku.
”Kamu ga sabaran yah, Mbak buka baju dulu terus kau juga, biar asikkan?” katanya sambil membuka bajunya.
Aku juga tak mau ketinggalan, aku mulai membuka bajuku sampai pada akhirnya kami berdua telanjang bulat.
“Badan Mbak bagus banget,” kataku memperhatikan tubuhnya dari atas sampai ujung kaki, benar-benar tidak ada cacat, putih mulus dan sekal. Ia langsung mencumbuku dan tangan kanannya memegang penisku, dan mengarahkan ke vaginanya sambil berdiri.
“Aku udah enggak tahan Anton,” katanya.
Kuhalangi penisku dengan tangan kananku lalu kumainkan vaginanya dengan tangan kiriku.
“Nanti dulu aahh, beginikan lebih asik.”
“Aaaah.. kamu nakal Anton.. pantes si Lisa mau…” katanya mesra.
“Anton..Mbak..lagi dimana kalian?” terdengar suara Lisa memanggil dari luar.
“Hari ini guru lesnya tidak masuk jadi aku dipulangin, kalian lagi dimana sich?” tanyanya sekali lagi.
“Masuk aja Lus, kita lagi pesta nih,” kata Mbak Rani.
“Mbak… Entar kalau Lisa tau gimana?” tanyaku.
“Anton jangan panggil Mbak, panggil aja Rani,” katanya dan ketika itu aku melihat Lisa di pintu kamar sedang membuka baju.
“Ran, aku ikut yah…” pinta Lisa sambil memainkan vaginanya.
“Anton kamu kuat nggak?” tanya Rani.
“Tenang aja aku kuat kok, lagian kasian tuh Lisa udah terangsang,” kataku.
“Lus cepet sini emut ‘Antoni Junior’,” ajakku.
Tanpa menolak Lisa langsung datang mengemut penisku.
“Mending kita tiduran, biar aku dapet vaginamu,” kataku pada Rani.
“Ayo deh!” katanya kemudian mengambil posisi.
Rani meletakkan vaginanya di atas kepalaku, dan kepalanya menghadap vagina Lisa yang sedang mengemut penisku.
“Lus, aku maenin vaginamu,” katanya.
Tanpa menunggu jawaban dari Lisa ia langsung bermain di vaginanya. Permainan ini berlangsung lama sampai akhirnya Rani menegangkan pahanya, dan..
“Ah.. a.. aah.. aku keluar….” katanya sambil menyemprotkan cairan di vaginanya.
“Sekarang ganti Lisa yah,” kataku.
Kemudian aku bangun dan mengarahkan penisku ke vaginanya dan masuk perlahan-lahan.
“Aaahh.. aah..” desah Lisa.
“Kamu curang, Lisa kamu masukin, kok aku tidak?” katanya.
“Abis kamu keluar duluan, tapi tenang aja, nanti abis Lisa keluar kamu aku masukin..” kataku.
“Yang cepet dong goyangnya..” keluh Lisa.
Kupercepat goyanganku, dan dia mengimbanginya juga.
“Kak, aaaah.. entar lagi gant.. a.. ah.. gantian yach, aku.. mau keluar ah.. aa.. a.. ah..” desahnya, kemudian lemas dan tertidur tak berdaya.
“Ayo Anton tunggu apa lagi…” kata Rani sambil mengangkang mempersilahkan penisku untuk mencoblosnya.
“Aku udah terangsang lagi.”
Tanpa menunggu lama aku langsung mencoblos dan mencumbunya.
“Gimana enak penisku ini?” tanyaku.
“Penis kamu kepanjangan,” katanya,
“tapi enak..”
“Kayaknya kau nggak lama lagi dech,” kataku.
“Sama, aku juga enggak lama lagi,” katanya,
“Kita keluarin sama-sama ya…”
“Di luar apa di dalem?” tanyaku lagi.
“Ah.. a.. aah.. di.. dalem.. aja..” katanya tidak jelas karena sambil mendesah.
“Maksudku, ah.. ah.. di dalem aja.. aah.. ah.. bentar lagi..”
“Aku.. keluar.. aahh.. aahh.. ahh..” desahku sambil menembakkan spermaku.
“Aaaahhhh.. akuu…aaahhh… jugaa….” katanya sambil menegang dan aku merasakan cairan membasahi penisku dalam vaginanya. Akhirnya kami bertiga tertidur di lantai dan kami bangun pada saat bersamaan.
“Anton aku mandi dulu yah, udah sore nih.”
“Aku juga aah,” kataku.
“Anton, Lusi, lain kali lagi yach,” pinta Rani.
“Itu bisa diatur, asal lagi kosong kayak gini, ya nggak, Ton” kata Lisa.
“Kapan aja kalian mau aku siap,” kataku.
“Kalau gitu kalian jangan mandi dulu, kita main lagi yuk..” kata Rani mulai memegang penisku.
Akhirnya kami main satu ronde lagi sampai malam dan kebetulan ayah dan ibu telepon dan mengatakan bahwa mereka pulangnya besok pagi, jadi kami lebih bebas bermain, lagi dan lagi. Kemudian hari selanjutya kami sering bermain saat situasi seperti ini, kadang tengah malam hanya dengan Rani atau hanya Lisa.
–Tamat–
Cerita Seks Bersama Saudara Tiri Yang Seksi Cerita Seks Bersama Saudara Tiri Yang Seksi Reviewed by shinta dewi on November 19, 2017 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.