Cerita Dewasa Pemerkosaan Manajer Galak
Aku baru saja lulus dari SMA dan aku
segera mencari pekerjaan. Karena aku takut bosan kalau tidak punya
kegiatan, mau meneruskan sekolah untuk masuk kampus. Orang tuaku sudah
bilang kalau mereka tidak sanggup membiayaiku. Karena memang dulu aku
termasuk dari keluarga mampu tapi berhubung peruashaan Papa mengalami
kebangkrutan akhirnya kami bagai kembali dari nol lagi.
Namaku Theo dengan wajah yang mirip
artis korea banyak yang menyarankan aku untuk menjadi model. Tapi karena
tidak ada modal keuangan, akupun menepis semua impian itu. Penampilanku
keren dan banyak gadis yang mencoba mendekati aku, mungkin karena
kejadian yang menimpa keluargaku akhirnya aku menjadi cowok penyendiri.
Padahal dulu aku sosok yang supel dan gaul pula. Dan pernah melakukan
cerita dewasa juga.
Setelah beberapa kali mencoba melamar
pekerjaan, dan tidak ada hasil. Akhirnya aku mendapat pekerjaan di
sebuah kantor elite. Tapi bukan sebagai pekerja kantoran melainkan
sebagai OB, mendapat panggilan dari perusahaan tersebut akupun langsung
menerimanya. Bahkan aku mengatakannya pada Mama, dia tersenyum namun
nampak dari matanya kalau dia sedih melihatku.
Karena dulu aku seorang anak yang begitu
di manja. Apalagi aku merupakan anak tunggal dari Papa dan Mamaku, tapi
aku tahu kalau aku tidak boleh egois dengan menyalahkan mereka maupun
keadaan. Tapi aku harus bangkit menjalani hidup. Tapi seminggu aku
bekerja, aku tidak pernah menduga kalau pekerjaan OB begitu melelahkan
walau aku mencoba untuk tetap bersabar.
Apalagi Ibu Manajer di kantor tersebut,
namanya Bu Dona yang begitu bawel dan sering juga memarahi bawahannya.
Begitupun pada bawahan seperti aku, yang hanya seorang OB. Perempuan
yang berumur sekitar 35 tahun itu begitu antagonis aku lihat, sering
pula karyawan wanita di dalam kantor ini mendapat kemarahan dari Bu
Dona. Sehingga mereka banyak bergosip di belakang Bu Dona.
Sebenarnya Bu Dona begitu cantik dan
seksi, tapi kami selaku karyawannya tidak pernah melihat dia berhubungan
dengan pria, apakah dia pernah melakukan cerita sex atau lainnya.
Entahlah kalau di luar kantor, hingga pada suatu hari ketika aku berada
di halaman parkiran mobil. Tiba-tiba aku mendengar Bu Dona memanggilku ”
Hai OB…sini kamu.. ” Katanya tapi aku pura-pura tidak mendengar saat
itu.
Padahal aku tahu kalau yang di maksud Bu
Dona adalah aku, ketika aku bermaksud menghindar pergi dari tempat itu,
dia berteriak lebih keras dan membuat aku akhirnya menoleh ke arahnya ”
Sini..kamu..ini mobilku bannya kempes..jadi kamu ganti pake ban serep..
biar saya nungggu di dalam.. ” Akupun bilang ” Tapi saya tidak bisa
ganti ban Bu… ” Dia memandangku.
Kemudian berkata ” Kalau nggak
bisa..kamu bawa montir kemari..pokoknya saya tidak mau tahu..kalau
selesai kamu bilang ke saya..saya tunggu di kantor..” Sebenarnya sore
itu aku memang hendak pulang, karena jam kerjaku sudah selesai. Tapi
emang nasibku lagi sial, bertemu dengan Bu Dona yang di kenal antagonis
itu. Akhirnya akupun menelpon montir untuk mengganti ban mobil Bu Dona.
Setelah cukup lama, sampai aku bosan
juga nungguin montir itu ganti ban. Di tambah hujan yang mengguyur sore
itu, apalagi kantor sudah kelihatan sepi. Setelah selesai akupun
membayar montir itu dengan uang pemberian Bu Dona tadi. Kemudian aku
menuju ke ruangannya, aku tahu dimana letak ruangan BU DOna. Karena aku
juga ada pengalaman pernah di maki ketika membersihkan lantai
ruangannya.
Di dalam ruangan itu aku melihat Bu Dona
sedang membuka laptopnya, aku intip apa yang dia baca. Dengan berada di
samping sebelahnya aku dapat membaca kalau yang Bu Dona sedang membaca
cerita dewasa di dalam laptopnya. Akupun sempat membaca sebelum Bu Dona
melihat ketanganku ” Oh.
.kamu sudah selesai mobil saya.. ” Akupun
menjawab ” Ya bu… ” Diapun tidak berkata apa-apa.
Kecuali menyuruhku segera pergi dari
ruangannya, saat itu juga aku pergi. Tapi sampai di lantai dasar aku
tidak dapat keluar karena hujan begitu derasnya, sedangkan aku hanya
bawa motor. Akupun berdiri di sana hingga terlintas dalam benakku untuk
melakukan cerita sex. Tapi dengan siapa aku juga tidak tahu, tiba-tiba
mncul ideku untuk menghampiri Bu Dona.
Entah aku mendapat keberanian dari mana,
dengan mantap aku langkahkan kakiku untuk menuju ruangan BU Dona.
Sampai di depan pintunya aku masih berdiri, memikirkan apa akan ada
orang yang masuk dalam ruangan Bu DOna. Setelah aku rasa tidak akan ada,
karena hanya security yang aku lihat di pos penjagaan itupun dia tidak
akan berani untuk masuk kedalam ruangan BU Dona.
Begitu aku buka pintu Bu DOna langsung
berkata ” Ada apa OB.. ?” Tanyanya padaku masih dengan sikap sinisnya.
Namun aku terus mendekatinya, begitu di depannya akupun memegang pundak
Bu DOna terus menciumnya, dia menolak bahkan hendak berteriak. Seketika
juga aku bungkam mulutnya dengan tanganku, dan aku ciumi seluruh wajah
dan lehernya dengan penuh nafsu.
Kemudian aku buka bajunya dengan cepat,
Bu DOna tidak dapat berbuat apa-apa. Karena aku mengancamnya sambil
terrus menciumnya ” Sudah…awas kamu… ” Katanya tapi tidak aku hiraukan.
Aku doronng tubuh Bu DOna sampai dia terlentang di atas lantai, tanpa
membuka bajuku aku telusuri bagian tubuhnya mulai dari wajah, leher
sampai perut aku jilat perut sampai pudelnya.
Kemudian aku semakin kebawah dan
kudapati memek yang begitu cantik. Dengan bulu yang tercukur rapi
membuatku tidak jijik memandangnya, sejenak aku tatap memek itu dan
langsung saja aku lumat dengan bibirku, kemudia aku telusuri memek Bu
DOna sambil memainkan lidahklu di dalamnya ” OB jangan…” Seru Bu DOna
padaku namun sepertinya dia menikmati juga.
Karena aku lihat matanya terpejam.
Bahkan dia tidak lagi menghempas tangnku tapi malah melet-melet bibirnya
sendiri,
ketika melihat klitoris yang sudah menegang juga, aku hisap
berkali-kali klitoris itu dan membuat Bu Dona mendesah
“Aaauuggghh….OOOuuugghh….ayo…OB…oouugghhh.. ” Dari desahannya terdengar
kalau ini bukan lagi pemerkosaan tapi memang sebuah permainan cerita
dewasa.
Lama aku jilat dan aku hisap memek Bu
Dona, kemudian aku jilat sampai kepinggir memeknya saat itu juga dia
membelalakkan matanya dan menjerit kecil bahkan tubuhnya sampai
terbangun ” Sudah OB…ayo…masukkkan sa…yang… ” Katanya begitu terus
terang. Akupun merangkak sambil membuka bajuku kemudian aku tindih tubuh
mulusnya yang setiap hari memang menggoda.
Di saat itulah aku masukkan kontolku
kedalam memeknya yang sudah bash oleh jilatanku. akupun bergerak ke atas
dan ke bawah, dengan kedua tangannya Bu Dona memegang lenganku bahkan
kini dia memandang wajahku. Akupun mentapnya penuh nafsu sambil terus
menggoyang tubuhnya dengan pantat yang sesekali aku putar di atas
tubuhnya. Bu Dona kembali menutup matanya.
Dia benar-benar menikamti perminan
sexku. Dengan sekuat tenaga aku hentakkan kontolku kemudian
menggoyangnya dengan cepat dsan keras lagi, saat itulah kembali Bu DOna
menjerit sambil mencakar-cakar punggungku
”
Oouugggghh…ooouuugghh…ooouuuggghh….Sa..yang..nik…mat…ooouuugghh…aaagghh..
” Dengan gerakan yang semakin kasar dan mantap aku mainkan memek BU
DOna.
Kemudia aku merasa kalau akan segera
menumpahkan larva maghmaku di dalam memeknya, semakin aku percepat
gerakanku danakhirnya Bleees..croooot….ccrroooottt saat itulah aku dekap
tubuh Bu Dona yang bebearpa kali sudah mencapai kenikmatan juga, diapun
membalas dekapanku bahkan dia mengapitkan kedua kakinya pada
pinggangku, sehingga aku terkulai di atas tubuhnya
.
Deru air hujan masih terdengar. Tapi
kami sama-sama bermandikan keringat, Bu DOna mendekap tubuhku yang
terlentang di sampingnya kemudian dia berkata dengan penuh kelembutan.
Sungguh beda dengan sikapnya sehari-hari ” Mulai hari ini kamu nggak
boleh terlihat dengan cewek lain.. ” Katany penuh manja, akupun
menggodanya dengan berkata ” Emang kenapa..” Kataku.
Bu DOnapun menengadah dan menatap
wajahku ” Pokoknya awas kamu..mulai malam ini kamu jadi milikkku… ” Aku
masih menggodanya ” Lalu gimana dengan Bu Dona yang songong … ” Diapun
tersenyum dan memeluk tubuhku lebih erat, akhirnya ini bukan lagi
menjadi cerita pemerkosaan namun menjadi cerita dewasa yang menjadi awal
bagi kami untuk terus melakukannya.
Cerita Dewasa Pemerkosaan Manajer Galak
Reviewed by shinta dewi
on
March 08, 2018
Rating:


No comments: